English to Indonesian: Minorities and Slaves:The outsiders in Traditional Southeast Asia | |
Source text - English Minorities and Slaves:The outsiders in Traditional Southeast Asia
By: Milton Osborne
The'single world' of the ruled and the rulers described in the previous chapter was a world for those who belonged to the dominant society, whether in a lowly or an exalted fashion. Not everyone who inhabited traditional Southeast Asia, however, did belong, in the sense of being a member of the dominant ethnic group within a state. A relatively small number of the outsiders in the various states that made up traditional Southeast Asia were immigrants or the descendants of immigrants from distant regions, Indians, Persians, Chinese, and Arabs. But minorities of this sort were not really important until late in the nineteenth century. For the mainland of Southeast Asia, and to a much lesser extent in the maritime regions;true outsiders, in the traditional world were the people living in the hills and mountains.
| Translation - Indonesian BAB 4
Kaum Minoritas dan Budak:Para pendatang di Asia Tenggara pada era lama
Kehidupan penguasa dan yang dikuasai, seperti yang dijelaskan di bab sebelumnya adalah dunia bagi kalangan yang memiliki dominasi baik di ruang lingkup yang kecil atau ruang lingkup yang lebih besar. Namun tidak semua orang tentunya memiliki kekuasaan ini. Ada kaum minoritas yang terdapat di kawasan Asia Tenggara yang umumnya merupakan kaum pendatang dari wilayah yang jauh seperti imigran dari India, Persia China dan Arab. Dan pengaruh golongan minoritas di Kawasan Asia Tenggara ini baru terlihat di akhir abad kesembilan belas. Di kawasan Asia Tenggara dari daratan tinggi ke daratan rendah dan wilayah maritim, para pendatang aslinya mendiami daerah perbukitan dan pegunungan.
|