This site uses cookies.
Some of these cookies are essential to the operation of the site,
while others help to improve your experience by providing insights into how the site is being used.
For more information, please see the ProZ.com privacy policy.
This person has a SecurePRO™ card. Because this person is not a ProZ.com Plus subscriber, to view his or her SecurePRO™ card you must be a ProZ.com Business member or Plus subscriber.
Affiliations
This person is not affiliated with any business or Blue Board record at ProZ.com.
Services
Translation, Interpreting, Editing/proofreading
Expertise
Specializes in:
Social Science, Sociology, Ethics, etc.
Psychology
Medical: Health Care
Marketing / Market Research
Linguistics
Journalism
Insurance
Cooking / Culinary
Finance (general)
Law (general)
Also works in:
Archaeology
Poetry & Literature
Business/Commerce (general)
Education / Pedagogy
Food & Drink
History
Mining & Minerals / Gems
General / Conversation / Greetings / Letters
Internet, e-Commerce
Management
Petroleum Eng/Sci
Science (general)
Medical (general)
Art, Arts & Crafts, Painting
IT (Information Technology)
More
Less
Rates
Indonesian to English - Standard rate: 250.00 IDR per word English to Indonesian - Standard rate: 200.00 IDR per word Dutch to Indonesian - Standard rate: 225.00 IDR per word Indonesian to Dutch - Standard rate: 250.00 IDR per word
All accepted currencies
Indonesian rupiah (idr)
Payment methods accepted
Visa, MasterCard
Portfolio
Sample translations submitted: 1
English to Indonesian: The Mysterious Flame of Queen Loana General field: Art/Literary Detailed field: Poetry & Literature
Source text - English ….
I opened my eyes. A was woman standing there. She was not all that young, over fifty I would guess, with fine lines around her eyes. But her face was luminous, still youthful. A few little streaks of white hair, barely noticeable, as though she had had them lightened on purpose, coquettishly, as if to say, I'm not trying to pass for a girl, but I wear my years well. She was lovely, but when she was young she must have been stunning. She was caressing my forehead.
"Yambo," she said.
"Iambo who, Signora?"
"You're Yambo. That's what everyone calls you. And I'm Paola, your wife. Recognize me?"
"No, Signora-I mean, no, Paola. I'm very sorry, the doctor must have explained."
"He explained. You no longer know what's happened to you, but you still know perfectly well what's happened to others. Since I'm part of your personal history, you no longer know that we've been married, my dear Yambo, for more than thirty years. And we have two daughters, Carla and Nicoletta, and three wonderful grandchildren. Carla married young and had two children, Alessandro who's five and Luca who's three. Nicoletta's son, Giangiacomo, Giangio for short, is also three. Twin cousins, you used to say. And you were… you are… you will still be a wonderful grandfather. You were a good father, too."
"And… am I a good husband?"
Paola rolled her eyes skyward: "We're still here, aren't we? Let's say that over the course of thirty years there have been ups and downs. You were always considered a good-looking man…"
"This morning, yesterday, ten years ago, I saw a horrible face in the mirror."
"After what's happened to you, that's the least you'd expect. But you were, you still are, a good-looking man, you have an irresistible smile, and some women didn't resist. Nor did you-you always said you could resist anything but temptation."
"I ask your forgiveness."
"Well, that's a bit like the guys dropping smart bombs on Baghdad and then apologizing when a few civilians die."
"Bombs on Baghdad? There aren't any in A Thousand and One Nights."
"There was a war, the Gulf War. It's over now. Or maybe not. Iraq invaded Kuwait, the Western nations intervened. You don't recall any of it?"
"The doctor said that episodic memory-the kind that seems to have gone tilt-is tied to the emotions. Maybe the bombing of Baghdad was something I felt strongly about."
"I'll say. You've always been a devout pacifist, and you agonized over this war. Almost two hundred years ago Maine de Biran identified three types of memory: ideas, feelings, and habits. You remember ideas and habits but not feelings, which are of course the most personal."
"How is it you know all this good stuff?"
"I'm a psychologist, that's my job. But wait a second: you just said that your episodic memory had gone tilt. Why did you use that phrase?"
"It's an expression."
"Yes, but it's a thing that happens in pinball and you are… you were fanatical about pinball, like a little kid."
"I know what pinball is. But I don't know who I am, you see? There's fog in Val Padana. By the way, where are we?"
"In Val Padana. We live in Milan. In the winter months you can see the fog in the park from our house. You live in Milan and you're an antiquarian book dealer. You have a studio full of old books."
"The curse of the pharaoh. If I was a Bodoni and they baptized me Giambattista, things couldn't have turned out any other way."
"They turned out well. You're considered very good at what you do, and we're not billionaires but we live well. I'll help you, and you'll recover a little at a time. God, if I think about it, you might have not woken up at all. These doctors have been excellent, they got to you in time. My love, can I welcome you back? You act as if you're meeting me for the first time. Fine, if I were to meet you now, for the first time, I'd marry you just the same. Okay?"
"You're very sweet. I need you. You're the only one who can tell me about the last thirty years."
Translation - Indonesian …
Aku membuka mataku. Seorang wanita berdiri di sana. Dia tidak lagi muda, menurutku usianya di atas 50 tahun dengan guratan-guratan nyata di sekitar matanya. Namun wajahnya bercahaya, masih terlihat muda. Beberapa helai rambut berwarna putih hampir tak terlihat. Sepertinya dia memang sengaja menerangkan warna rambutnya untuk sebuah tujuan, bersolek. Aku tidak berusaha untuk meluluskan seorang gadis, tapi aku menggunakan pengalaman hidupku dengan benar. Dia cantik, namun tentu dia lebih cantik saat masih muda. Dia membelai dahiku.
“Yambo,” ujarnya.
“Iambo siapa, Nyonya?”
“Anda adalah Yambo. Itu nama panggilan dari semua orang. Aku Paola, istrimu. Apakah kamu ingat saya?”
“Tidak, Nyonya---maksudku, tidak, Paola. Saya minta maaf, dokter pasti sudah menjelaskan kepadamu.”
“Dia sudah menjelaskan. Kamu tidak lagi mengetahui apa yang telah terjadi pada dirimu, tetapi kamu masih sangat mengetahui apa yang terjadi dengan hal-hal lain. Karena aku adalah bagian dari sejarah hidupmu, kamu tidak lagi bisa mengingat bahwa kita sudah menikah, sayangku Yambo, lebih dari 30 tahun. Kita memiliki 2 anak perempuan, Carla dan Nicoletta, dan 3 cucu yang luar biasa. Carla menikah muda dan mempunyai 2 anak, Alessandro yang berusia 5 tahun dan Luca 3 tahun. Anak laki-laki Nicoletta, Giangiacomo, Giangio pendeknya, juga berusia 3 tahun. Kamu bisa mengatakan bahwa mereka adalah sepupu kembar. Dan kamu adalah… kamu adalah… kamu masih seorang kakek yang luar biasa. Kamu juga seorang ayah yang baik.”
“Dan… apakah aku suami yang baik?”
Paola memutar matanya ke atas: “Kita masih di sini, bukan? Tentu saja masa 30 tahun kita lewati dengan suka dan duka. Kamu selalu menjadi laki-laki tampan….”
“Pagi ini, kemarin, 10 tahun lalu, aku melihat wajah yang mengerikan di cermin.”
“Setelah apa yang terjadi padamu, ini adalah hal yang paling tidak kamu harapkan. Namun kamu adalah…kamu masih, seorang laki-laki tampan, kamu memiliki senyum yang sangat indah, dan beberapa wanita tidak tahan melihatnya. Juga kamu---- kamu selalu mengatakan jika kamu bisa menahan apapun, kecuali godaan.”
“Maafkan aku.”
“Hmm, itu seperti para lelaki yang menjatuhkan bom di Baghdad dan meminta maaf ketika beberapa masyarakat sipil tewas.”
“Bom di Baghdad? Cerita itu tidak ada di kisah Seribu Satu Malam.”
“Perang terjadi di sana, perang Teluk. Sekarang sudah selesai. Atau mungkin juga tidak. Irak menginvasi Kuwait, Negara-negara Barat mengintervensi. Apakah kamu tidak mengingatnya sama sekali?”
“Dokter mengatakan tentang memori episodik----ingatan tentang hal ini sepertinya sudah pergi---- hal ini berhubungan dengan emosi. Mungkin pengeboman Baghdad adalah sesuatu yang sangat erat dengan perasaanku.”
“Aku akan mengatakan bahwa kamu selalu menjadi seorang Pacifis sejati, dan kamu sangat menderita karena perang ini. Hampir 200 tahun lalu Maine de Biran mengidentifikasi 3 tipe memori: ide, perasaan, dan kebiasaan. Kamu mengingat ide dan kebiasaan, tetapi tidak dengan perasaan, yang justru paling pribadi.”
" Bagaimana kamu bisa mengetahui semua itu?”
“Aku psikolog, itulah pekerjaanku. Tapi tunggu dulu: Kamu baru saja mengatakan bahwa memori episodikmu mulai menghilang. Mengapa kamu menggunakan frase itu?”
“Itu adalah ekspresi.”
“Ya, tapi itu adalah sesuatu yang terjadi di pinball dan kamu…. Kamu sangat menggilai pinball, seperti anak kecil.”
“Aku tahu apa itu pinball. Namun aku tidak tahu siapa diriku, kamu lihat? Ada kabut di Val Padana. Ngomong-ngomong, kita ada dimana?”
“Di Val Padana. Kita tinggal di Milan. Saat musim dingin kamu bisa melihat kabut dari rumah kita di taman. Kamu tinggal di Milan dan kamu adalah distributor buku-buku antik yang mempunyai sebuah studio yang penuh dengan buku-buku.”
“Kutukan Firaun. Jika aku adalah Bodoni dan mereka membaptisku sebagai Giambattista, tidak mungkin ada jalan lain.”
“Mereka ternyata baik-baik saja. Kamu memikirkan setiap hal yang kamu lakukan dengan sangat baik. Kita bukan milioner, namun kita hidup berkecukupan. Aku akan membantumu, dan kamu akan pulih perlahan-lahan. Tuhan, jika aku berpikir tentang kejadian itu, kamu mungkin tidak akan terbangun sama sekali. Dokter-dokter ini sudah luar biasa, mereka membantumu tepat pada waktunya. Cintaku, bisakah aku mengucapkan selamat datang? Kamu bersikap seolah-olah kamu baru pertama kali bertemu denganku. Baiklah, jika kita bertemu pertama kali sekarang. Aku tetap menikahimu. Ok?”
“Kamu manis. Aku membutuhkanmu. Kamu satu-satunya yang bisa memberitahukanku tentang 30 tahun terakhir.”
….
More
Less
Experience
Years of experience: 21. Registered at ProZ.com: Jul 2014.