This site uses cookies.
Some of these cookies are essential to the operation of the site,
while others help to improve your experience by providing insights into how the site is being used.
For more information, please see the ProZ.com privacy policy.
This person has a SecurePRO™ card. Because this person is not a ProZ.com Plus subscriber, to view his or her SecurePRO™ card you must be a ProZ.com Business member or Plus subscriber.
Affiliations
This person is not affiliated with any business or Blue Board record at ProZ.com.
Indonesian to English: Pembangunan Bidang Pemuda Dan Olahraga (Development of Youth and Sports) General field: Other Detailed field: Government / Politics
Source text - Indonesian Kualitas hidup dan kehidupan masyarakat Sleman juga diupayakan melalui pembangunan bidang pemuda dan olahraga. Di bidang ini Pemerintah Kabupaten Sleman berupaya untuk mengembangkan olahraga di sekolah dan masyarakat, mengembangkan fasilitas dan sarana olahraga, mengembangkan pembinaan pemuda dan organisasi kemasyarakatan serta menigkatkan peran pemuda dalam pembangunan.
Penyelenggaraan urusan kepemudaan dan olahraga selama kurun 2010 - 2014, dilaksanakan dengan kebijakan mengembangkan potensi generasi muda melalui peningkatan kesempatan pendidikan, ketrampilan, dan kewirausahaan, meningkatkan wawasan kebangsaan dan budi pekerti bagi generasi muda; dan meningkatkan prestasi dan prasarana dan sarana olah raga melalui peran serta masyarakat dan swasta. Beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain gerakan anti vandalisme yang melibatkan pelajar diiringi pembinaan generasi muda dan pelajar dalam penanggulangan penyalahgunaan narkoba.
Dalam rangka memberikan fasilitas bagi kegiatan olahraga bagi masyarakat, kualitas sarana dan parasarana olahraga ditingkatkan melalui pembangun maupun rehabilitasi, antara lain penyempurnaan fasilitas lampu di Stadion Maguwoharjo, rehabilitasi GOR Pangukan, Lapangan Tenis Tridadi dan pembangunan GOR Klebengan.
Misi MENINGKATKAN KEMANDIRIAN EKONOMI, PEMBERDAYAAN EKONOMI RAKYAT, DAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DITUJUKAN UNTUK MENINGKATKAN PEREKONOMIAN DAERAH, MENINGKATKAN DAYA BELI MASYARAKAT, DAN MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN.
Kondisi Perekonomian Daerah
Kegiatan perekonomian masyarakat dari tahun 2010 sampai tahun 2014 tumbuh cukup baik. Pada tahun 2010 perekonomian daerah tumbuh 4,53%, terus meningkat menjadi 5,19% pada tahun 2011, naik nejadi 5,45% pada tahun 2012, naik lagi menjadi 5,70% pada tahun 2013 dan perhitungan sementara menjadi 5,81% pada tahun 2014.
Hasil upaya menjaga keberlanjutan kegiatan perekonomian masyarakat, dilihat dari PDRB Kabupaten Sleman atas dasar harga berlaku selama 5 tahun terakhir setiap tahun mengalami peningkatan cukup stabil sekitar 10,72%. Pada tahun 2010 sebesar 13,61 trilliun rupiah, menjadi 20,46 trilliun rupiah pada tahun 2014. Demikian pula PDRB atas harga konstan rata-rata meningkat 7,11% per tahun yaitu dari 6,37 trilliun rupiah pada tahun 2010 menjadi 8,37 trilliun rupiah pada tahun 2014. Peningkatan tersebut secara langsung meningkatkan pendapatan perkapita atas dasar harga berlaku dari sebesar Rp 12,44 juta pada tahun 2010 menjadi Rp 16,73 juta pada tahun 2014. Sedangkan PDRB perkapita harga konstan pada tahun 2010 sebesar Rp6,37 juta meningkat menjadi Rp6,54 juta pada tahun 2014.
Apabila dilihat dari kelompok struktur ekonomi, selama periode tahun 2010-2014 semua sektor perekonomian cenderung stabil. Sebagaimana kita ketahui bahwa secara umum sektor perekonomian Kabupaten Sleman didominasi oleh sektor tersier. Sektor tersier meliputi perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan dan jasa-jasa. Sektor ini meningkat dari 58,19% pada tahun 2010 menjadi 58,96% pada tahun 2014. Sedangkan kontribusi sektor primer dan sekunder cenderung mengalami penurunan. Kelompok sektor sekunder yang mencakup industri pengolahan; listrik, gas dan air bersih; serta bangunan pada tahun 2010 memberikan sumbangan terhadap PDRB sebesar 28,26%, pada tahun 2014 menjadi sebesar 27,91%. Sedangkan untuk kelompok sektor primer yang meliputi sektor pertanian, pertambangan dan penggalian pada tahun 2010 memberikan kontribusi terhadap PDRB sebesar 13,56%, pada tahun 2014 menjadi 13,12%.
Sektor pendorong pertumbuhan ekonomi antara lain dari sub sektor bangunan, dan sub sektor perdagangan, hotel dan restoran khususnya bidang restoran. Perkembangan sub sektor ini dapat dilihat melalui semakin banyaknya investasi dalam sektor restoran / rumah makan dan pembangunan bangunan gedung serta ditunjang dengan pertumbuhan sub sektor jasa lainnya.
Aktivitas Investasi
Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, Kabupaten Sleman membuka diri untuk penanaman investasi. Potensi investasi di Kabupaten Sleman terdiri dari berbagai sektor/bidang. Potensi investasi di bidang pertanian meliputi komoditas hasil pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan. Bidang pariwisata antara lain meliputi usaha wisata alam, wisata candi, museum, wisata olahraga, wisata pendidikan, wisata budaya, dan wisata agro. Bidang industri meliputi industri pengemasan, industri pengolahan, dan industri pengolahan bahan galian golongan C.
Perkembangan penanaman modal di Kabupaten Sleman selama 5 tahun terakhir, baik investasi PMA, PMDN maupun Non PMA/PMDN mengalami peningkatan baik jumlah unit usaha maupun nilai investasi. Jumlah unit usaha PMDN mengalami peningkatan 36,36% dari 33 unit pada tahun 2010 menjadi 45 unit pada tahun 2014. Sedangkan nilai investasi meningkat 484,04% dari 333 milyar rupiah lebih pada tahun 2010 menjadi 1.945 milyar rupiah lebih pada tahun 2014. Demikian juga penyerapan tenaga kerja PMDN, meningkat 9,45% dari 9.065 orang pada tahun 2010 menjadi 9.922 orang pada tahun 2014.
Jumlah unit usaha non PMA/PMDN meningkat 10,81% dari 30.384 unit pada tahun 2010 menjadi 33.671 unit pada tahun 2014. Nilai investasi meningkat 52,25% dari 2.558 milyar rupiah lebih pada tahun 2010 menjadi 3.895 milyar rupiah lebih pada tahun 2014. Penyerapan tenaga kerja non PMA/PMDN, meningkat 12,49% dari 238.940 orang pada tahun 2010 menjadi 268.779 orang pada tahun 2014.
Translation - English Quality of life and the life of Sleman people can be pursued through the development of youth and sports. In this field, Sleman District Government makes serious efforts to developing sport in schools and communities, upgrading facilities and sports facilities, developing youth character building and social organizations as well as raising the youths' role in the development.
Implementation of youth and sports initiative during the period 2010 - 2014, was implemented by a policy of developing the potency of young generation by means of escalation in education opportunities, skills and entrepreneurship, increase the national concepts and good behaviors for the young generation; and improve performance and infrastructures also the sport facilities through the participation from public and private sectors. Some of the activities undertaken are anti-vandalism movement which involving many students and coupled with youths and student character building also prevention of drugs abuse.
In order to provide the facilities for sports activities for the public, the quality of its facilities and infrastructure improved by developers and rehabilitation, that are improvements of lights facility in Maguwoharjo stadium, rehabilitation of GOR Pangukan, Tennis Court of Tridadi and construction of GOR Klebengan.
Missions IMPROVING THE ECONOMIC SELF-SUPPORTING, ECONOMIC EMPOWERMENT OF PEOPLE, AND POVERTY REDUCTION ARE INTENDED TO RAISE ECONOMY REGIONAL, TO ENHANCE PURCHASE POWER, AND TO UPGRADE FOOD SECURITY.
Regional Economic Conditions
The public economy liveliness grew quite well from 2010 to 2014. In 2010, the economy of regions grew 4.53%, rising continually to 5.19% in 2011, rose up to 5.45% in 2012, rising again to 5.70% in 2013 and provisional calculation becomes 5.81% in 2014.
The result in maintaining the sustainability of the public economy liveliness can be seen from Gross Regional Domestic Product (GDP) of Sleman district at current prices during the last 5 years in every year increased quite stable around 10.72%. In 2010, in the amount of 13.61 trillion rupiah, it became 20.46 trillion rupiah in 2014. Likewise, the GDP at constant prices which by average has increased 7.11% per year, that is from 6.37 trillion rupiah in 2010 to 8.37 trillion rupiah in 2014. This enhancement is directly increasing the incomes per capita at basis price obtained from 12.44 million rupiah in 2010 to 16.73 million rupiah in 2014. Whereas in 2010, the GDP’s constant price per capita is from 6,37 million rupiah then increased to 6,54 million rupiah in 2014.
If seen based on group of the economic structure, all of the economy sectors tend to be stable during the period of 2010 to 2014. As we know that generally the sector of the economy of Sleman District is dominated by tertiary sector. The tertiary sector includes trading, hotels and restaurants, transport and communications, finance, leasing and services. This sector was increased from 58.19% in 2010 to 58.96% in 2014. Contribution was slightly declined from the primary and secondary sectors. The secondary sector which includes the processing industry; electricity, gas, and water supply; as well as the buildings has contributed to the GDP in the amount of 28,26% in 2010, yet it became 27,91% in 2014. While group of the primary sector which include agriculture, mining and quarrying has contributed to the GDP in the amount of 13,56% in 2010, and it became 13,12% in 2014.
Stimulus sectors of economic growth are from sub-sector of building and sub-sector of trading, hotels and restaurants especially in the restaurant. The development of this sector can be seen through numerous investments in the restaurant sector and the construction of buildings and supported by the growth of sub-sector of other services.
Investment Activity
Sleman is open for investments, in order to increase the economic growth in this area. Potential investment in Sleman district is composed by various sectors/fields. Potential investment in agriculture consists of agricultural commodities, livestock, plantation, fisheries. In the field of tourism includes business natural tourism, temples, museums, sports tourism, educational tourism, cultural tourism and agro tourism. The field of Industry includes industrial packaging, industrial processing, and mineral processing industry group C.
The development of investment in Sleman district during the last 5 years, Foreign Capital Investment (FCI), domestic capital investment as well as non-foreign / domestic capital investment has increased both the number of business units as well as the value of investment. The number of Domestic Capital Investment’s business unit has increased 36.36% from 33 units in 2010 to 45 units in 2014. While the value of investment has increased by 484.04% from 333 billion rupiah in 2010 to 1,945 billion rupiah in 2014. Likewise, Domestic’s absorption of manpower has increased by 9,45% from 9.065 people in 2010 to 9,922 people in 2014.
Number the non-foreign / domestic capital investment’s business units has increased by 10,81% from 30.384 units in 2010 became 33.671 units in 2014. The investment value has increased by 52,25% from 2.558 billion rupiah in 2010 became 3.895 billion rupiah in 2014. The non-foreign / Domestic’s capital investment’s absorption of manpower was up 12,49% from 238.940 people in 2010 became 268.779 people in 2014.
Indonesian to English: Pengaruh Ekonomi Makro dan Faktor Fundamental Terhadap Pembiayaan Bank Syariah Di Indonesia General field: Bus/Financial Detailed field: Finance (general)
Source text - Indonesian Dalam menjalankan intermediasi bank syari’ah memerlukan indikator internal maupun eksternal dalam melancarkan kegiatan pembiayaan. Dalam penelitian ini, indikator yang menjadi pertimbangan bank syari’ah dalam pembiayaan kepada masyakarat adalah kondisi perekonomian sebagai faktor eksternal, dalam hal ini peneliti mengamati pada saat kondisi krisis ekonomi tahun 2008 sebagai tahun acuan. Indikator kedua adalah faktor fundamental berupa kinerja keuangan yang merupakan faktor pengendalian kinerja bank syari’ah terhadap pembiayaan.
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa faktor eksternal dan internal bank syari’ah dalam keputusan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam kondisi krisis ekonomi dipengaruhi oleh faktor inflasi, dana pihak ketiga dan net performing financing. Inflasi yang tinggi akan meningkatkan pembiayaan bank syari’ah. Akibat yang ditimbulkan dari meningkatnya inflasi adalah adanya tambahan dana pembiayaan yang harus dikeluarkan bank syari’ah dikarenakan nasabah pembiayaan membutuhkan tambahan biaya untuk menunjang kegiatan usahanya. Indikator lainnya, semakin banyak dana masyarakat yang terkumpul maka dapat digunakan bank syari’ah dalam menyalurkan pembiayaan. Indikator lainnya, ketika kredit macet mengalami kenaikan saat krisis maka bank syari’ah tetap melakukan penyaluran pembiayaan. Pengaruh tersebut terjadi karena bank syari’ah dalam mengatasi peningkatan risiko kredit macet melakukan diversifikasi dan pengawasan terhadap pembiayaan yang disalurkan, Dengan adanya upaya tersebut akan membuat bank syari’ah lebih selektif dalam memutuskan pembiayaan kepada masyarakat.
Kata Kunci: Ekonomi Makro, Kinerja Keuangan, Pembiayaan.
Translation - English In conducting Islamic bank intermediation, internal and external indicator is needed in financial activities. In this research, the indicators that taken into consideration by Islamic bank in the public financial is the economic condition as an external factor. In this particular case the researcher observed the period of the economic crisis of 2008 as the subject year. The second indicator is the basic factor in the form of financial performance which is a controlling factor on the performance of Islamic bank financing.
The result of this research explained that the external and internal factors in the decision-making of Islamic banks allocating funds to the public under conditions of economic crisis is influenced by inflation, deposits and net performing financing. The high inflationrate will increase the Islamic bank financing. The impact inflicted by the rising inflation is extra fund for financial needs that must be spent by the Islamic bank due to customers requiring additional funding to support their business operations. Other indicators, the more public funds are collected, hence can be used in distributing the Islamic bank financing. The other indicator is, when more people are taking bad loans during the crisis. The Islamic bank constantly doing the distribution of funding. Those effects occurred because in overcoming the risk of bad loans, the Islamic bank undertakes diversification and supervision toward the disbursed financing. With such undertaking will make the Islamic bank become more selective in determining the financing on public.
Microsoft Office Pro, Microsoft Word, Passolo, STAR Transit, Trados Studio
Bio
Nathasya Meutia Sari, was enrolled in English Literature and have graduated in 2015 with outstanding result. She's an aspiring writer who loves to transfer her thoughts into beautiful phrases. She's ready to save the world!
Keywords: bahasa, Indonesia, humanistic, social, cultural, localization