This site uses cookies.
Some of these cookies are essential to the operation of the site,
while others help to improve your experience by providing insights into how the site is being used.
For more information, please see the ProZ.com privacy policy.
Open to considering volunteer work for registered non-profit organizations
Rates
All accepted currencies
Indonesian rupiah (idr)
Blue Board entries made by this user
0 entries
Payment methods accepted
PayPal, Wire transfer
Portfolio
Sample translations submitted: 1
English to Indonesian: The Lord of Flies General field: Art/Literary Detailed field: Poetry & Literature
Source text - English The Lord of the Flies contains many examples of symbolism which Golding has incorporated to show a deeper level to the main, mostly straightforward, storyline that reveals his thoughts on the nature of humanity and evil.
Below are some of the main symbols used in the book, but there are plenty more for you to discover yourself.
Among such symbols may be included such small or natural seeming events like the coral reef, (Submarine warfare, surrounding of Britain by German U-boats?) or the "great fire", which may represent the first world war, ("We shall never commit to this savagery again").
Blood is another symbol Golding uses extensively, although what he uses it for is open to interpretation.
The different styles of leadership shown by Jack and Ralph symbolize democracy and dictatorship, much like as depicted in George Orwell's Animal Farm where he used pigs to symbolize the USSR's communist leaders.
The imaginary beast that frightens all the boys stands for the primal instinct of savagery that exists within all human beings.
The boys are afraid of the beast, but only Simon reaches the realization that they fear the beast because it exists within each of them.
As the boys grow more savage, their belief in the beast grows stronger.
By the end of the novel, the boys are leaving it sacrifices and treating it as a totemic god.
The boys’ behavior is what brings the beast into existence, so the more savagely the boys act, the more real the beast seems to become.
The boys "become" the beast when they kill Simon.
Golding describes the savages' behavior as animal like; the savages dropped their spears (man's tool) and "screamed, struck, bit, tore. There were no words, and no movements but the tearing of teeth and claws."
Source : Wikipedia
Translation - Indonesian The Lord of Flies mengandung banyak contoh simbolisme yang mana telah Goulding jadikan untuk menujukkan makna yang lebih dalam pada cerita, kebanyakan secara terang-terangan, alur cerita yang menunjukkan pemikirannya tentang sifat kemanusiaan dan kejahatan.
Berikut ini adalah beberapa contoh simbol-simbol utama yang digunakkan di dalam buku, namun masih banyak yang bisa kamu temukan.
Diantaranya ada simbol yang ditunjukkan oleh hal atau kejadian kecil seperti terumbu karang, (Perang kapal selam, disekitaran Inggris oleh kapal U-Boot Jerman?) atau "api besar", yang mungkin menujukkan perang dunia pertama, ("Kami tidak akan pernah melakukan kekejaman ini lagi").
Darah merupakan contoh lainnya yang Goulding gunakan secara ekstensif, walaupun apa yang ia gunakan bebas di interpretasikan.
Perbedaan gaya kepemimpinan ditunjukkan oleh Jack and Ralph yang menyimbolkan demokrasi dan kediktatoran, sama halnya yang digambarkan dalam Animal Farm oleh George Orwell yang dimana ia menggunakan babi untuk menyimbolkan para pemimpin komunis USSR.
Monster khayalan yang menakuti semua anak laki-laki menunjukkan insting primitif kekejaman yang nyata yang ada pada setiap manusia.
Anak-anak tersebut takut akan monster itu, namun hanya Simon yang berhasil memahami bahwa mereka takut pada monster itu karna ia ada didalam diri mereka masing-masing.
Di saat anak-anak itu semakin kejam, mereka yakin bahwa monster itu tumbuh lebih kuat.
Pada akhir novel, anak-anak itu meninggalkan monster tersebut mengkorbankannya dan memperlakukannya layaknya dewa totemisme.
Sifat anak-anak tersebutlah yang menjadikan monster itu menjadi nyata, jadi semakin kejam mereka bertindak, semakin monster itu menjadi nyata.
Para anak laki-laki "menjadi" monster saat mereka membunuh Simon.
Goulding menggambarkan perilaku kejam sama seperti binatang; orang-orang biadab menjatuhkan tombak mereka (senjata manusia) dan "berteriak, menghantam, menggigit, merobek. Tidak ada kata-kata, dan pergerakkan selain robekkan dari gigi dan cakar."
Sumber : WIkipedia
More
Less
Translation education
Bachelor's degree - Universitas Diponegoro
Experience
Years of experience: 7. Registered at ProZ.com: Jan 2018.
Portfolio