This site uses cookies.
Some of these cookies are essential to the operation of the site,
while others help to improve your experience by providing insights into how the site is being used.
For more information, please see the ProZ.com privacy policy.
This person has a SecurePRO™ card. Because this person is not a ProZ.com Plus subscriber, to view his or her SecurePRO™ card you must be a ProZ.com Business member or Plus subscriber.
Affiliations
This person is not affiliated with any business or Blue Board record at ProZ.com.
Indonesian to English: Coronary Artery Bypass Grafting (CABG) Post-graduate Thesis Resume General field: Medical Detailed field: Medical: Cardiology
Source text - Indonesian Pendahuluan
Coronary artery bypass grafting merupakan salah satu operasi jantung terbuka yang sering dilakukan karena angka kejadian penyakit jantung koroner yang tinggi pada populasi dunia. Berdasarkan data PBB tahun 2008, didapatkan angka kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung iskemik mencapai 12,7% dari total angka mortalitas di seluruh dunia. Coronary artery bypass grafting (CABG) direkomendasikan sebagai terapi untuk memperbaiki angka kelangsungan hidup pada pasien dengan coronary artery disease 3 vessels disease (CAD 3VD) dengan atau tanpa keterlibatan arteri left anterior descending (LAD) proksimal.1,2
Disfungsi ventrikel merupakan salah satu komplikasi CABG yang paling sering ditemukan. Walaupun sudah terdapat kemajuan pesat dalam proteksi miokardium, teknik bedah, dan perawatan perioperatif, pada beberapa studi dilaporkan insidensi disfungsi biventrikular dapat mencapai 90% pada periode awal pascaoperasi.3 Sindrom curah jantung rendah salah satunya disebabkan disfungsi ventrikel yang berat. Pada umumnya sindrom curah jantung rendah didefinisikan dengan cardiac index (CI) yang rendah (kurang dari 2─2,5 L/menit/m2), tekanan darah sistol kurang dari 90 mmHg, dan ditemukan disfungsi organ (misalnya produksi urin kurang dari 0,5 mL/kgBB/jam) atau tanda hipoperfusi lain tanpa hipovolemia. Sindrom ini ditandai dengan penurunan fungsi pompa jantung yang menyebabkan penurunan delivery of oxygen (DO2) sehingga terjadi hipoksia jaringan. Sindrom curah jantung rendah berhubungan dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas pascaoperasi, meningkatkan lama rawat inap di rumah sakit, meningkatkan penggunaan sumber daya di rumah sakit, dan jumlah biaya perawatan secara keseluruhan.4
Penyebab disfungsi ventrikel menyangkut berbagai faktor, termasuk trauma jaringan saat operasi, iskemia miokardium-cedera reperfusi, gangguan regulasi reseptor beta adrenergik, embolisasi koroner, aktivasi kaskade inflamasi dan koagulasi, serta penyakit jantung yang tidak dikoreksi sebelumnya. Pemberian obat-obat inotropik diindikasikan untuk memperbaiki disfungsi sistol ventrikel dan menjaga kecukupan curah jantung pasien setelah penggunaan mesin cardiopulmonary bypass (CPB) dan kardioplegia. Obat inotropik ini diberikan secara selektif karena dapat meningkatkan risiko takikardia dan disritmia sehingga meningkatkan konsumsi oksigen oleh miokardium, yang pada akhirnya menimbulkan iskemia miokardium.4,5
Pengetahuan tentang faktor risiko spesifik terjadinya disfungsi ventrikel setelah penyapihan dengan mesin CPB merupakan hal yang penting untuk merencanakan intervensi profilaksis kardioproteksi dan terapi suportif dengan pemberian obat-obatan kardiovaskular dan bahkan penggunaan mesin suportif sirkulasi (misalnya intraaortic ballooning pump). Menurut beberapa penelitian sebelumnya, faktor risiko disfungsi ventrikel yang memerlukan obat inotropik, dibagi menjadi dua yaitu faktor risiko preoperatif dan faktor risiko intraoperatif. Faktor risiko preoperatif di antaranya yaitu usia lanjut, jenis kelamin perempuan, penurunan ejeksi fraksi ventrikel kiri, dan komorbiditas (DM dan CKD). Sementara itu yang termasuk dalam faktor risiko intraoperatif adalah cross clamping time (CCT), durasi CPB, kompleksitas operasi yang berhubungan dengan cedera iskemik miokardium, operasi emergensi, dan revaskularisasi yang tidak sempurna.4-7
Kebutuhan obat inotropik pada pasien yang menjalani operasi CABG dapat menjadi salah satu prediktor pada keluaran pascaoperasi. Menurut penelitian sebelumnya, pasien yang menerima obat inotropik memiliki angka mortalitas dalam 30 hari dan angka mortalitas dalam 1 tahun yang lebih tinggi. Pada pasien yang membutuhkan obat inotropik pascaoperasi dan perioperatif ditemukan angka mortalitas dalam 1 tahun yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasien yang hanya membutuhkan obat inotropik intraoperatif. Selain itu pada pasien yang menggunakan obat inotropik ditemukan peningkatan angka kejadian infark miokardium, stroke, dan lebih sering memerlukan renal replacement therapy.8
Data-data karakteristik pasien yang membutuhkan obat inotropik pascaoperasi CABG di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung sampai saat ini belum ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka kebutuhan obat inotropik pascaoperasi CABG berdasarkan faktor-faktor yang meningkatkan risiko kebutuhan obat inotropik seperti usia, jenis kelamin, fraksi ejeksi ventrikel kiri preoperatif, dan penyakit penyerta (DM dan CKD), durasi CPB, dan CCT.
Objek dan Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat observasional deskriptif cross sectional. Objek penelitian adalah rekam medis pasien dengan diagnosis coronary artery disease 3 vessels disease (CAD 3VD) yang menjalani operasi CABG di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Setelah mendapatkan persetujuan dari Komite Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, peneliti melakukan observasi data di bagian rekam medis RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung pada bulan Juni 2018.
Pemilihan objek pada penelitian ini dilakukan berdasarkan kriteria inklusi adalah semua rekam medis pasien dengan CAD 3VD yang menjalani operasi CABG dan dirawat di ruang rawat intensif pada bulan Januari 2014 sampai dengan Desember 2016. Kriteria eksklusi adalah rekam medis pasien yang tidak lengkap. Teknik pengambilan sampel yaitu total sampling dan didapatkan jumlah sampel yaitu 175 rekam medis pasien. Data yang diteliti meliputi usia, jenis kelamin, fraksi ejeksi ventrikel kiri (FEVK) preoperatif, penyakit penyerta, durasi CPB, dan CCT. Data hasil observasi rekam medis dikelompokkan sesuai dengan definisi operasional penelitian. Data yang sudah terkumpul diolah secara komputerisasi untuk mengubah data menjadi informasi melalui proses editing, coding, data entry, dan cleaning.
Analisis data pada penelitian ini merupakan analisis deskriptif yang menggambarkan angka kebutuhan obat inotropik berupa frekuensi atau jumlah yang disajikan dalam bentuk proporsi. Analisis data univariabel pada data kategorik disajikan dalam jumlah (n) dan persentase (%). Sedangkan analisis data numerik disajikan berupa mean dan median untuk ukuran pemusatan data. Sedangkan untuk ukuran penyebaran data disajikan dengan minimum dan maksimum data dan range.
Pembahasan
Pada penelitian retrospektif ini didapatkan bahwa pada data rekam medis tahun 2014 sampai dengan 2016 sebagian besar pasien dengan diagnosis CAD 3VD memerlukan obat inotropik pascaoperasi CABG (130 pasien dari jumlah total 175 pasien atau 74,3 %). Angka kebutuhan inotropik pada penelitian ini lebih tinggi dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan pada pasien yang menjalani operasi CABG yaitu sebesar 32.4%, sedangkan pada penelitian lainnya menyebutkan angka kebutuhan obat inotropik sebesar 52% pada pasien yang menjalani operasi CABG dan penggantian katup aorta. Hal ini mungkin disebabkan adanya perbedaan pada faktor-faktor preoperatif, introperatif, kompleksitas operasi, dan sebagainya.7,9
Berdasarkan data yang diperoleh, pada pasien dengan usia di atas 65 tahun terjadi peningkatan kebutuhan inotropik pascaoperasi CABG. Usia lanjut merupakan salah satu prediktor pemakaian obat inotropik pascaoperasi CABG.6,7 Penuaan adalah proses fisiologis yang terjadi secara progresif dan memiliki ciri khas berupa penurunan fungsi organ, penurunan kapasitas fungsional, ketidakseimbangan mekanisme homeostasis, dan peningkatan insidensi proses patologis. Struktur dan fungsi jantung melemah seiring dengan bertambahnya usia, perubahan struktur termasuk penurunan jumlah miosit dan hipertrofi ventrikel kiri. Perubahan struktural ini menyebabkan penurunan kontraktilitas, peningkatan kekakuan otot miokardium, dan peningkatan tekanan pengisian ventrikel. Peningkatan aktivitas simpatis dapat terjadi pada pasien usia lanjut sehingga terjadi peningkatan resistensi vaskular sistemik dan menyebabkan labilitas hemodinamik intraoperatif. Pada pasien usia lanjut terjadi penurunan respons terhadap reseptor β sehingga laju nadi maksimal menurun dan ejeksi fraksi puncak menurun, sehingga kebutuhan metabolik untuk peningkatan cardiac output dipenuhi terutama dengan preload, hal ini menyebabkan jantung pada usia tua cenderung rentan mengalami gagal jantung.10 Pasien dengan usia lanjut merupakan pasien dengan risiko tinggi terhadap komplikasi pascaoperasi, hal ini disebabkan oleh penurunan fungsi-fungsi organ secara keseluruhan khususnya perubahan struktur dan fungsi jantung dan vaskular yang mempengaruhi performa kardiovaskular, selain itu terjadi peningkatan prevalensi komorbiditas pada pasien usia lanjut.11
Pada penelitian ini semua pasien dengan FEVK preoperatif 65 tahun dan NYHA kelas 2 merupakan prediktor bebas disfungsi ventrikel setelah CPB yang memerlukan obat inotropik. Kebutuhan obat inotropik yang lebih besar pada CCT yang memanjang juga ditemukan pada penelitian lain. Pada penelitian retrospektif terhadap 1280 pasien, ditemukan peningkatan kebutuhan inotropik, kadar enzim kreatinin kinase dan kadar enzim CKMB, dan pemanjangan lama rawat di rumah sakit pada kelompok dengan CCT yang lebih lama.7,19
Pada penelitian sebelumnya yang membandingkan efek CCT pada pasien risiko tinggi dan rendah, ditemukan bahwa pemanjangan CCT meningkatkan morbiditas dan mortalitas pada pasien risiko tinggi dan rendah. Pada penelitian tersebut CCT dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok CCT 90 menit. Pada kelompok pasien risiko rendah, kejadian sindrom curah jantung rendah pascaoperasi meningkat pada kelompok CCT >90 menit (OR 3,2). Sedangkan pada kelompok pasien risiko tinggi juga didapatkan peningkatan kejadian sindrom curah jantung rendah pascaoperasi pada kelompok CCT >90 menit (OR 3,0). Setiap pemanjangan 1 menit CCT didapatkan peningkatan risiko mortalitas sebanyak 2% pada pasien risiko tinggi dan risiko rendah.2019
Simpulan
Angka kebutuhan inotropik pada pasien dengan diagnosis CAD 3VD yang menjalani CABG meningkat pada pasien yang berusia >65 tahun, FEVK preoperatif 120 menit dan CCT >90 menit.
Translation - English Preliminary
Coronary Artery Bypass Grafting (CABG) is an off-pump heart operative surgery that is often reserved due to the high number of the incidence of coronary heart disease of the world population. Based on UN data in 2008, the number of morbidity caused by ischaemic cardiac disease has reached 12.7% of the total number of morbidity worldwide. Coronary artery bypass grafting (CABG) is a recommended therapy to improve patients’ survival suffering from coronary artery three-vessel disease (CAD 3VD) with or without the involvement of the proximal left anterior descending (LAD) artery. 1,2
Ventricular dysfunction is one of the CABG complications most commonly found. Although there has already been a rapid progress in the protection of the myocardium, the surgical technique, and perioperative treatment, yet some studies reported the incidence of biventricular dysfunction rate of 90% in the early postoperative period.3 One of the causes of Low cardiac output syndrome is severe ventricular dysfunction. In general, low cardiac output syndrome is defined by low rates of the cardiac index (CI) (less than 2─2, 5 L/ min/m2), systolic blood pressure less than 90 mmHg. Also, dysfunction of organs (eg. The production of urine is less than 0.5 mL/kg body weight/hour) or other signs of hypoperfusion without hypovolemia are found. This syndrome is characterized by a decrease in the heart pump function which causes a decrease in the delivery of oxygen (DO2) resulting in tissue hypoxia. Low cardiac output syndrome is associated with an increase in postoperative morbidity and mortality, increased long hospitalization, increased use of hospital resources, and the accumulative cost of health care.4
The causes of ventricular dysfunction involves a variety of factors, including surgical tissue trauma, ischemic myocardial injury-reperfusion, regulation disturbance of beta-adrenergic receptors, coronary embolization, cascade activation of inflammation and coagulation, as well as heart disease that is not improved previously. The administering of inotropic medication is aimed to improve the dysfunction of systolic ventricular and maintain the cardiac adequacy of patients after the use of the cardiopulmonary bypass machine (CPB) and cardioplegia. Inotropic medications are given as selective as to improve the risk of tachycardia and dysrhythmias thus increasing the consumption of oxygen of the myocardium, which in turn leads to myocardial ischemia. 4.5
Knowledge of the specific risk factors of the occurrence of ventricular dysfunction after CPB machine weaning is essential to plan the intervention prophylaxis cardio-protection and supportive therapy by administering of cardiovascular medications and even the use of machinery supportive circulation (eg. intra-aortic ballooning pump). According to previous researches, factors of ventricular dysfunction risk which require inotropic medications consist of two factors, namely the preoperative risk factor and intraoperative risk factors. Preoperative risk factors cover elderly age, the type of women genitals, decrease in left ventricular fraction ejection, and the comorbidity (DM and CKD). Whilst the intraoperative risk factor is cross-clamping time (CCT), duration of CPB, the complexity of the operation associated with the ischemic myocardium injury, the operation of emergency, and imperfect revascularization. 4-7
The necessity of inotropic medications on patients who underwent CABG surgery may be one of the predictors of the output postoperatively. According to previous studies, the mortality rate of patients who received the inotropic medications within 30 days and that within 1 year is higher. The mortality number of patients who require postoperative and perioperative inotropic medications within 1 year is higher compared to patients who only require intraoperative inotropic drugs. Besides, patients who consume the inotropic medications are found to increase in numbers of infarct myocardium, strokes, and require renal replacement therapy more frequently . 8
Data on patients' characteristics who necessitate postoperative CABG inotropic medications at Dr. Hasan Sadikin Bandung Hospital has by far unavailable. This study aims to determine the number of postoperative CABG inotropic medications necessity based on factors that may increase the risk of inotropic medication needs such as age, gender, preoperative left ventricular ejection fraction, and comorbid disease (DM and CKD), duration of CPB, and CCT.
Subjects and Research Methods
This research is an observational descriptive cross-sectional study. The subject of the study was the patients medical record with a diagnosis of coronary artery disease 3 vessel disease (CAD 3VD) who underwent CABG surgery at RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. After obtaining approval from the Health Research Ethics Committee of the Faculty of Medicine Padjadjaran University / RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, researchers conducted data observations in the medical records section of Dr. Hasan Sadikin General Hospital Bandung in June 2018.
The Subject selection of research is done by inclusion criteria. They are patient medical records with 3VD CAD who underwent CABG surgery and were treated in the intensive care unit from January 2014 to December 2016. Whilst the exclusion criterion is the incomplete patient medical records. Sample taking technique is total sampling and the number of samples collected is 175 patient medical records. Data examined include age, gender, preoperatively left ventricular ejection fraction (FEVK), complementary disease, duration of CPB, and CCT. Data from observations of medical records gathered are classified according to the operational definition of the study. The collective data is processed by computerized technique to transform the data into information through editing, coding, data entry, and cleaning.
Data analysis of this study is a descriptive analysis which depicts the necessity figures of inotropic drugs, such as the frequency or the amount presented in the form of proportions. Univariable data analysis on categorical data is presented in numbers (n) and percentage (%). As for the numerical data analysis is presented in the form of mean and median for the data focusing extent. Whereas the extent of data prevalence is presented with minimum and maximum data and range.
Discussion
This retrospective study finds that in the medical records data of the medical years of 2014 up to 2016, most patients with a diagnosis of CAD 3VD require CABG postoperative inotropic drugs (130 patients out of total 175 patients or 74,3%). The rate of inotropic needs in this study was higher compared to previous studies conducted in patients undergoing CABG surgery that was 32.4%. While in other studies, the number of inotropic drug needs was 52% in patients who underwent CABG surgery and aortic valve replacement. This might be due to differences in preoperative, intraoperative factors, the complexity of operations, and so on. 7.9
Based on the data gathered, there was an increased need for postoperative inotropic CABG in patients of 65 years old. Elderly age is one of the predictors of the use of postoperative CABG inotropic drugs. 6,7 Aging is the process of physiology that occurs progressively and has the characteristics of a typical form of a decrease in the function of organs, a decrease in the capacity of a functional, imbalance mechanism of homeostasis, and an increase in the incidence of the pathological process. The structure and function of the heart weaken along with the increasing of age. Structure changes includes a decrease in the number of myocytes and ventricular left hypertrophy. This structural changes led to a decrease in contractility, an increase in the stiffness of the myocardial muscle, and an increase in the pressure of filling the ventricles. The increased activity of the sympathetics might occur in elderly patients and caused intraoperative hemodynamic vascular resistance lability increase occured consequently. A decrease in response to receptorβon elderly patients occured so that the rate of maximum pulse and the cumulative ejection fraction decreased. Subsequently, the needs of the metabolic to an increase in cardiac output were filled mainly with preload which led the elderly are likely to be prone to heart failure. 10 Elderly patients with high risk against complications postoperatively is due to a decrease in the functions of the organ as a whole, especially changes in the structure and function of the heart and vascular that affect the performance of the cardiovascular. Also, there was an increase on the prevalence of comorbidity in elderly patients. 11
This study showed that all patients with preoperative FEVK 65 years and NYHA class 2 is a free predictor ventricular dysfunction after the CPB which requires extensive medication inotropic. Inotropic drug requirements which were more substantial in the extensive CCT were also found in another study. In a retrospective study of 1280 patients, an increase in the necessity for inotropes, the levels of the enzyme creatinine kinase, the levels of the CKMB enzyme, and extensive health care elderly patients being hospitalized in the group with much longer CCT have been proven. 7, 19
Earlier studies conducted comparative of the effects of CCT on the higher and lower risk patients showcased that the elongation of the CCT increases morbidity and mortality rates in patients. The study divided CCT into 3 groups, namely CCT group of 90 minutes. In the group of patients with lower risk, the incidence of postoperative low cardiac output syndrome increases in CCT groups > 90 min (OR 3, 2). Whilst on the higher risk group of patients, an increased incidence of the syndrome of low cardiac output postoperatively in the CCT group> 90 Upon conducting any 1 minute CCT extension (OR 3, 0), there found an increase of in the risk of mortality of as much as 2% in patients with higher risk and lower risk. 20
Conclusions
The rate of inotropic necessity in patients with a diagnosis of CAD 3VD undergoing CABG increases in patients of > 65 years old group with preoperative FEVK 120 minutes and CCT of > 90 minutes.
Indonesian to English: Product Review of General field: Marketing Detailed field: Internet, e-Commerce
Source text - Indonesian [28] - https://www.aliexpress.com/item/33059993249.html
Xiaomi Mobile Phone Cooler, diciptakan untuk anda yang hobi bermain game atau aktivitas berat lainnya yang dapat menyebabkan ponsel anda cepat panas serta merusak daya tahan baterai
Tidak perlu khawatir lagi karena kinerja perangkat ini sangat baik untuk mengatasi masalah tersebut
Desain yang keren disertai RGB backlight, tiga level daya angin yang dapat disesuaikan serta ukurannya yang kecil tidak akan menggagu aktifitas anda selama memegang ponsel
Xiaomi Mobile Phone Cooler tidak akan panas dan tidak akan menurunkan peforma walaupun dalam penggunaan dalam waktu yang cukup lama
10-20 dB noiseless, suara yang dihasilkan sangatlah kecil dan tenang, tidak akan mengganggu suara yang dihasilkan oleh speaker ponsel anda
Dengan daya Baterai lithium 700mAh, anda dapat menggunakan perangkat ini terus menerus hingga 6 jam, dan silahkan charge kembali saat dibutuhkan
Translation - English [28] - https://www.aliexpress.com/item/33059993249.html
Ever caught up in such an embarrasing moment when your phone heats up, had a game frame loss, palm in swelling pain or battery power lows? Get rid of such awkward moments of crash from now on
Leave all those worries behind with this new invented device
Xiaomi Mobile Phone Cooler Cooling Radiator is born for gamers with prolonged phone use or heavy gaming activities that can cause your phone to heat up quickly and end up damaging your battery.
Never got hot no matter how long you play. Big grating, quick release of mobile phone heat, high-efficiency game operation. Taking away heat generated from game playing powerfully
Carefree and no worry for power shortage, Xiaomi Mobile Phone Cooler is built-in high-performance 700mAh rechargeable lithium battery to work continuously for up to 6 hours usage. Recharge when needed
Cool design appearance with RGB backlight, three adjustable wind power levels. Small size and comfortable holding during your activities
No effect on game voice. 10-20 dB super quiet noiseless, totally no effect on under-table voice communication nor interfere with the sound produced by the speaker of your cellphone
English to Indonesian: Weekly pin for October Orphan Campaign General field: Marketing Detailed field: Religion
Source text - English There is a Chinese saying that goes, “If you want happiness for an hour, take a nap. If you want happiness for a day, go fishing. If you want happiness for a year, inherit a fortune. If you want happiness for a lifetime, help somebody.”
The last part of the proverb indeed sounds true.
We can tell that helping someone is as good for you as it is for whom you are helping because giving gives you purpose. When you have a purpose-driven life, you’re a happier person.
Allah also says in the Quran with the interpretation of meaning,
'Those who spend their wealth in the way of Allah and then do not follow up what they have spent with reminders [of it] or [other] injury will have their reward with their Lord, and there will be no fear concerning them, nor will they grieve." (Surah Al-Baqarah 2: 262)
The feelings of fear and grieve are the most uncomfortable feelings that any human race dislike and avoid. Surely those kinds of feelings are the antithesis of happiness that we're all looking for. And from the verse above we can infer that when we spend our wealth in the cause of Allah, for example in the way of charity, Allah promises us to remove all kinds of fear and grieve from our hearts. Isn't that very great reward?
Alhamdulillah, because of your Du'as and support, today we've collected $XX for our October Orphan Relief. Jazaakumullaahu khairan, we thank you and may Allah reward you with the abundance of good. However, we are still $YY away to meet the target of 200 orphans that are in need of our help.
So the opportunity is still wide open for you to 'invest' your money —in the cause of Allah- to this social service program. Donate now in any amount to feed the orphans: ussunnah.org/orphans.
Jazaakumullaahu khairan, thank you very much for your contributions. May Allah reward you with the abundance of good.
Translation - Indonesian Para donatur yang semoga selalu dirahmati Allah,
Ada sebuah pepatah Cina yang berbunyi, “Jika Anda menginginkan kebahagiaan selama satu jam, tidur sianglah. Jika Anda ingin bahagia selama sehari, pergilah memancing. Jika Anda ingin bahagia selama setahun, warisilah kekayaan. Jika Anda menginginkan kebahagiaan seumur hidup, bantulah seseorang. ”
Bagian akhir dari peribahasa ini tampaknya benar.
Bisa kita katakan bahwa membantu seseorang itu sama baiknya dengan membantu diri kita sendiri karena hal tersebut memberi kita tujuan hidup. Ketika kita memiliki kehidupan yang dilandasi oleh suatu tujuan, kita akan menjadi orang yang lebih bahagia.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al Qur'an yang artinya,
“Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (Surat Al-Baqarah 2: 262)
Rasa takut dan sedih adalah perasaan yang paling tidak nyaman yang paling tidak disukai serta dihindari oleh manusia. Tentunya perasaan semacam ini berkebalikan dengan kebahagiaan yang kita cari dalam hidup. Dari ayat di atas dapat kita simpulkan bahwa ketika kita menggunakan harta kita di jalan Allah, misalnya dengan berinfaq, maka Allah telah berjanji untuk menghilangkan semua bentuk ketakutan dan kedukaan dari hati kita. Bukankah ini suatu imbalan yang teramat besar?
Alhamdulillah, berkat do’a dan dukungan Anda, hari ini telah terkumpul Bantuan bagi anak yatim sejumlah $ XX untuk bulan Oktober. Jazaakumullaahu khairan, kami sangat berterima kasih atas bantuan Anda. Semoga Allah membalas kebaikan Anda dengan limpahan kebaikan yang banyak. Namun, kami masih harus mencapai target $ YY untuk dapat menyantuni 200 anak yatim yang membutuhkan bantuan.
Peluang kebaikan masih terbuka lebar untuk 'menginvestasikan' harta Anda di jalan Allah pada program layanan sosial ini. Berdonasilah sekarang berapa pun jumlah yang Anda mampu untuk memberi makan anak yatim yang berada dalam naungan kami. Kunjungi tautan berikut untuk berdonasi: ussunnah.org/orphans.
Jazaakumullaahu khairan, kami sangat mengapresiasi kontribusi Anda. Semoga Allah membalas Anda dengan kebaikan yang berlimpah.
Tim us-Sunnah
More
Less
Translation education
Bachelor's degree - Gadjah Mada University and Sanata Dharma University
Experience
Years of experience: 15. Registered at ProZ.com: Feb 2015.
Adobe Acrobat, Google Translator Toolkit, MemSource Cloud, Microsoft Excel, Microsoft Word, Powerpoint, Subtitle Workshop
Professional objectives
Meet new translation company clients
Meet new end/direct clients
Network with other language professionals
Get help with terminology and resources
Learn more about translation / improve my skills
Learn more about interpreting / improve my skills
Get help on technical issues / improve my technical skills
Learn more about additional services I can provide my clients
Learn more about the business side of freelancing
Find a mentor
Stay up to date on what is happening in the language industry
Help or teach others with what I have learned over the years
Transition from freelancer to agency owner
Transition from freelancer to another profession
Buy or learn new work-related software
Improve my productivity
Bio
Creating awesomeness.
A self-driven, self-paced and detail oriented self-starter, can work autonomously in small groups. Scientific and multidisciplinary fields learning Enthusiast.
Have profound interests in enhancing French-English-Arabic-Indonesian linguistic horizons.
Multimedia-support teaching method passionate in ESL classes to excel in educational learning experience.
Keywords: linguistics, marketing, translation, transcription, subtitling, proofreading, healthcare, psychology, copywriter, education. See more.linguistics, marketing, translation, transcription, subtitling, proofreading, healthcare, psychology, copywriter, education, social media. See less.
Portfolio